SHAUM RAMADHAN MELAHIRKAN KEPEDULIAN
بِسْـــــــمِ أللَّهِ ألرَّحْمَنِ ألرَّحِيْ
بِسْـــــــمِ أللَّهِ ألرَّحْمَنِ ألرَّحِيْ
Ibadah shaum pada bulan ramadhan pada dasarnya adalah sebuah tarbiyah (pendidikan) keimanan, agar kita dapat merenungi eksistensi keberadaan diri kita sebagai manusia dan hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Lebih jauh lagi agar kita memahami dan memaknai
tugas kita sebagai umat Islam yang tidak hanya bertanggung jawab kepada diri
kita sendiri, akan tetapi juga memiliki tanggung jawab kepada saudara-saudara
kita umat Islam terutama mereka yang masih belum beruntung, baik yang akrab
dengan serba kekurangan,kemiskinan,dan berbagai ragam sisi kehidupan yang bermuara
pada status dhuafa dan fakir miskin.
Shaum yang dilaksanakan dalam bulan ramadhan melahirkan kepedulian,kepekaan sosial dan ikut serta merasakan penderitaan saudara-saudara kita yang serba kekurangan, dimana saat shaum kita merasakan menahan lapar dan haus, mulai dari fajar hingga tiba saat berbuka shaum,tentunya kita teringat bagaimana mereka saudara-sudara kita hanya untuk sekedar sesuap nasi saja mereka terkadang tidak ada kepastian harus makan dengan apa bahkan situasi demikian kerap dialaminya setiap hari.
Dengan situasi demikian diharapkan orang yang shaum
dapat melahirkan sifat tolong-menolong “Wa Awani ala al birri wa al Taqwa”
kepekaan terhadap saudara-saudara kita, khususnya terhadap mereka yang kurang
mampu, baik secara ekonomi,pendidikan dan berbagai kekurangan lainnya, terlebih
kepada anak yatim piatu dan fakir miskin.Sehingga demikian kita terhidar dari
golongan orang-orang yang disebut dalam Al Quran sebagai orang yang mendustakan
agama.
Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman : “Tahukah kamu
(orang) yang mendustakan agama?Itulah orang yang menghardik anak yatim dan
tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. ”(Q.S. Al Ma’un : 1-3)”.
Makna yang terkandung ketiga ayat diatas, Bahwa
Allah Subhanahu wa Ta’ala memperingatkan kita bahwa ciri-ciri orang yang
mendustakan agama ada dua golongan.Golongan pertama adalah “Orang yang
menghardik anak yatim”,termasuk didalamnya menelantarkan,tidak menyantuni,tidak
peduli, dengan mereka dan golongan kedua yaitu "Tidak menganjurkan memberi
makan orang miskin".
Melalui shaum ramadhan tahun ini, kita tumbuhkan
sikap akhlaq yang mulia berlomba-lomba bersedekah, karena sangat terbuka lebar
kesempatan untuk saling berbagi dan menebar amal kebaikan kepada
saudara-saudara kita khusunya yatim piatu dan kaum fakir miskin.
Sebagaimana kita maklumi bersama bahwa amalan
apapun yang kita kerjakan di bulan yang penuh kemuliaan ini pahalanya akan
dilipatgandakan bahkan sampai tujuh ratus kali lipat. Bersedekah dengan ikhlas
mengahrap ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala, semampu kita walaupun hanya dengan
sebiji kurma.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda : "Siapa
yang mampu di antaramu untuk Bersedekah, maka lakukanlah, walaupun dengan
sebiji kurma, siapa tidak punya harta, maka dengan kalimah Thayyibah" (HR.
Muslim).
Bulan ramadhan sering disebut juga “Syahrul
Muwasaat”yaitu bulan kepedulian, solidaritas umat dan bulan pertolongan, dengan
ibadah shaum diharapkan kita turut merasakan penderitaan kaum fakir miskin
sehingga akan melahirkan kepedulian yang tinggi dengan demikian tergerak hati
kita dengan ikhlas menyisihkan sebagian harta untuk menyantuni saudara-saudara
kita yang fakir miskin .Karena harta yang Allah Subhanahu wa Ta’ala’ karuniakan
kepada kita adalah terdapat hak fakir miskin.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda : Dalam
khutbah yang panjang menjelang masuk bulan ramadhan, Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam menyampaikan bahwa bulan ramadhan adalah bulan solidaritas dan
peduli, diantara isi khutbah.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam : “(Bulan
Ramadhan) adalah Bulan Muwasaat ; yaitu bulan solidaritas dan peduli”
“Diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu’
bahwa” Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam orang yang paling dermawan
terlebih ketika berjumpa dengan malaikat Jibril dan malaikat Jibril selalu
menemuinya setiap malam dibulan Ramadhan hingga akhir bulan itu." (H.R.
Bukhari)
Rasulullah Shallallahui Alaihi wa Sallam’gemar memberikan pertolongan kepada anak yatim piatu,dan di surga kelak akan berdekatan dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, di ibaratkan seperti kedekatan jari telunjuk dan jari tengah.
Rasulullah Shallallahui Alaihi wa Sallam’gemar memberikan pertolongan kepada anak yatim piatu,dan di surga kelak akan berdekatan dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, di ibaratkan seperti kedekatan jari telunjuk dan jari tengah.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda : “Dari
Sufyan bin Uyaynah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam Bersabda : “Saya (Rasulullah) dan pengayom, pelindung anak yatim atau
kepada yang lainnya di surga seperti dua ini, lalu Sufyan melakukan isyarat
seperti yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memberikan
isyarat dengan jari telunjuk dan tengah” (H.R At-Thabrani). Kepedulian dan
kepekaan adalah nilai untuk meningkatkan ketaqwaan, yang dimiliki oleh setiap
muslim yang lahir melalui ibadah shaum ramadhan, nilai ini juga akan
menumbuhkan sikap luhur akhlaq yang mulia, tolong-menolong, kedisiplinan,
kejujuran, kemurahan hati, cinta kasih, keramahan, kebijaksanaan, dan tentunya
nya kebahagiaan dunia dan akhirat.
Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman : “Dan
tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong
dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada ALLAH,
sesungguhnya ALLAH amat berat siksa-Nya” (QS. Al Maidah : 2).
Sahabat-sahabat yang di Rahmati Allah Subhanahu wa
Ta’ala, Mudah-mudahan manfaat buat kita semua,Yang benar haq semua datang-Nya
dari Allah Subhanahu wa Ta’ala,yang kurang dan khilaf mohon sangat dimaafkan
’’Akhirul qalam “Wa tawasau bi al-haq Watawa saubil shabr “.Semoga Allah
Subhanahu wa Ta’ala , Senantiasa menunjukkan kita pada sesuatu yang di Ridhai
dan di Cintai-Nya..Aamiin Allahuma AAmiin.
Walhamdulillah Rabbil’alamin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar